satualas.com – Dalam dunia perbankan, teller adalah sosok yang sangat penting karena menjadi garda terdepan yang berhubungan langsung dengan nasabah. Meskipun perannya sering dipandang sederhana, teller memegang tanggung jawab besar dalam memastikan transaksi berjalan lancar dan membangun kepercayaan nasabah terhadap bank.

Apa Itu Teller?

Apa Itu Teller

Secara sederhana, teller adalah pegawai bank yang bertugas melayani transaksi keuangan langsung dengan nasabah di loket atau counter bank. Transaksi ini meliputi penyetoran, penarikan, transfer antar rekening, pembayaran tagihan, hingga penukaran uang.

Sejarah Profesi Teller

Sejarah Profesi Teller

Kata “teller” berasal dari bahasa Inggris, yang berarti “penghitung” atau “pencatat”. Pada awal perkembangan dunia perbankan, tugas utama teller memang lebih banyak berkaitan dengan penghitungan uang secara manual. Seiring berkembangnya teknologi, peran teller semakin kompleks, termasuk keterampilan dalam menggunakan sistem komputerisasi.

Tugas Dan Tanggung Jawab Teller

Tugas Dan Tanggung Jawab Teller

Profesi teller memegang peranan penting sebagai garda terdepan dalam pelayanan perbankan. Teller tidak hanya sekadar petugas kasir, melainkan juga berperan besar dalam menjaga kepercayaan nasabah serta keamanan transaksi keuangan. Berikut adalah uraian lengkap tugas dan tanggung jawab teller:

1. Melayani Transaksi Keuangan

Tugas utama teller adalah melayani berbagai transaksi yang dilakukan nasabah. Beberapa transaksi yang biasanya ditangani oleh teller meliputi:

  • Setoran tunai ke rekening tabungan atau giro.
  • Penarikan uang tunai dari rekening nasabah.
  • Transfer dana, baik antar rekening dalam satu bank maupun antar bank.
  • Pembayaran tagihan, seperti listrik, air, telepon, internet, hingga pajak.
  • Pembayaran cicilan kredit atau pinjaman nasabah.
  • Pembelian produk bank, seperti voucher pulsa atau mata uang asing.

Semua transaksi ini harus dilakukan dengan cepat, akurat, dan profesional untuk memastikan kepuasan nasabah.

2. Verifikasi Dokumen Nasabah

Setiap transaksi yang dilakukan harus melalui proses verifikasi identitas dan dokumen. Tujuannya adalah untuk:

  • Memastikan bahwa transaksi dilakukan oleh pihak yang berhak.
  • Mencegah terjadinya penipuan atau penyalahgunaan rekening.
  • Memastikan keakuratan data yang masuk ke sistem bank.

Teller akan memeriksa kartu identitas, buku tabungan, kartu ATM, serta dokumen pendukung lainnya sebelum memproses transaksi.

3. Menghitung Uang Dengan Teliti

Sebagai penjaga kas harian, teller harus memiliki ketelitian tinggi dalam menghitung uang:

  • Saat menerima setoran tunai, teller wajib menghitung dengan cermat untuk memastikan jumlah sesuai dengan yang tercatat.
  • Saat menyerahkan uang kepada nasabah, teller harus menghitung ulang secara terbuka di hadapan nasabah.
  • Teller harus waspada terhadap uang palsu atau uang yang sudah tidak layak edar.

Kesalahan sekecil apa pun dalam penghitungan uang dapat berdampak pada saldo harian dan harus dipertanggungjawabkan.

4. Melaporkan Transaksi

Setiap teller wajib membuat laporan harian mengenai aktivitas yang dilakukan. Laporan ini mencakup:

  • Jumlah total setoran dan penarikan.
  • Rekap transfer dan pembayaran yang diproses.
  • Saldo akhir uang tunai di laci kas.
  • Catatan khusus bila terdapat selisih atau masalah selama transaksi.

Laporan ini diserahkan kepada supervisor teller atau kepala cabang untuk tujuan audit dan pengendalian internal.

5. Menjaga Keamanan Dana

Teller bertanggung jawab penuh atas uang tunai yang dikelola selama jam operasional. Tanggung jawab ini meliputi:

  • Menjaga keamanan fisik uang di laci kas.
  • Tidak meninggalkan laci kas dalam keadaan terbuka atau tanpa pengawasan.
  • Mengikuti prosedur pengamanan bank, seperti dual control saat membuka brankas atau mengisi ATM.
  • Menjaga agar saldo uang tunai tetap sesuai dengan batas maksimum yang ditetapkan bank.

Kesalahan atau kehilangan dana akan menjadi tanggung jawab teller sesuai dengan kebijakan bank.

6. Menjaga Kerahasiaan Data Nasabah

Sebagai bagian dari etika profesi perbankan, teller harus:

  • Menjaga semua informasi pribadi nasabah, seperti nomor rekening, saldo, atau transaksi.
  • Tidak membocorkan data kepada pihak ketiga tanpa izin resmi.
  • Mengikuti pedoman perlindungan data pribadi yang berlaku di industri keuangan.
  • Menghindari diskusi tentang nasabah atau transaksi secara terbuka di lingkungan kerja.

Pelanggaran terhadap kerahasiaan ini bisa berujung pada sanksi berat, baik secara internal maupun hukum.

7. Memberikan Layanan Prima

Citra bank sangat tergantung pada kualitas layanan yang diberikan oleh teller. Oleh karena itu, teller diwajibkan untuk:

  • Menyambut nasabah dengan ramah dan sopan.
  • Memberikan penjelasan yang jelas dan mudah dimengerti.
  • Menangani keluhan nasabah dengan profesionalisme tinggi.
  • Berusaha memberikan solusi terbaik bila terjadi kendala dalam transaksi.
  • Meningkatkan pengalaman positif nasabah agar loyal terhadap bank.

Pelayanan prima menjadi kunci keberhasilan bank dalam mempertahankan dan menarik lebih banyak nasabah.

8. Mendeteksi Aktivitas Mencurigakan

Sebagai garda depan, teller juga dibekali pelatihan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan, seperti:

  • Transaksi tunai dalam jumlah besar yang tidak biasa.
  • Pola transaksi yang menunjukkan indikasi pencucian uang.
  • Penggunaan dokumen identitas yang diragukan keasliannya.
  • Permintaan transaksi yang melanggar aturan perbankan.

Jika menemukan indikasi semacam ini, teller wajib segera melaporkan kepada unit anti-money laundering (AML) atau pihak yang berwenang di dalam bank.

Skill Keterampilan Yang Dibutuhkan Seorang Teller

Skill Keterampilan Yang Dibutuhkan Seorang Teller

Seorang teller tidak hanya dituntut mampu menjalankan tugasnya secara teknis, tetapi juga harus memiliki keterampilan yang mendukung pelayanan prima serta ketepatan dalam transaksi. Berikut adalah keterampilan penting yang harus dimiliki seorang teller:

1. Penguasaan Sistem Perbankan

Teller wajib menguasai sistem dan aplikasi khusus yang digunakan oleh bank untuk mencatat transaksi keuangan. Keterampilan ini mencakup:

  • Mengoperasikan software perbankan untuk setoran, penarikan, transfer, dan pembayaran.
  • Memahami fitur keamanan dalam sistem, seperti otentikasi ganda dan pencatatan audit.
  • Mampu menyelesaikan masalah teknis ringan yang berkaitan dengan sistem transaksi.
  • Mengikuti perkembangan teknologi perbankan terbaru, seperti digital banking dan mobile transaction.

Penguasaan sistem ini penting untuk memastikan setiap transaksi tercatat dengan benar dan menghindari kesalahan pencatatan yang dapat merugikan nasabah maupun bank.

2. Kemampuan Matematika

Kemampuan berhitung adalah modal utama seorang teller, karena hampir seluruh aktivitas sehari-hari berkaitan dengan angka. Keterampilan ini meliputi:

  • Menghitung uang tunai dengan cepat dan akurat.
  • Menyesuaikan saldo antara catatan manual dengan sistem komputer.
  • Menghitung bunga, fee, atau potongan dalam transaksi tertentu.
  • Menyusun laporan transaksi harian dengan angka yang tepat.

Ketelitian dalam matematika sangat penting untuk mencegah selisih atau kerugian, baik bagi bank maupun nasabah.

3. Komunikasi Yang Baik

Sebagai ujung tombak layanan, teller berinteraksi langsung dengan berbagai jenis nasabah setiap hari. Maka dari itu, keterampilan komunikasi menjadi sangat vital:

  • Berbicara dengan sopan dan jelas, sehingga informasi yang disampaikan mudah dimengerti.
  • Mendengarkan dengan baik keluhan atau permintaan nasabah.
  • Menjelaskan prosedur atau kebijakan bank tanpa membuat nasabah bingung.
  • Mampu menangani nasabah yang kurang puas atau marah dengan cara profesional.

Komunikasi yang baik akan menciptakan suasana pelayanan yang nyaman dan meningkatkan loyalitas nasabah terhadap bank.

4. Manajemen Emosi

Pekerjaan teller sering kali dihadapkan pada tekanan tinggi, baik dari target kerja maupun interaksi dengan nasabah yang beragam karakternya. Oleh karena itu, kemampuan mengelola emosi sangat penting, seperti:

  • Tetap tenang saat menghadapi nasabah yang marah atau tidak sabar.
  • Mengendalikan stres saat antrian panjang atau saat terjadi masalah sistem.
  • Tidak terbawa emosi saat menerima kritik atau keluhan.
  • Mampu tetap fokus dan profesional walaupun dalam kondisi lelah atau tertekan.

Manajemen emosi yang baik akan menjaga performa teller tetap optimal dan menghindari kesalahan akibat tekanan kerja.

5. Ketelitian Tinggi

Dalam dunia perbankan, kesalahan sekecil apa pun bisa berakibat fatal, baik berupa kerugian finansial maupun reputasi buruk. Oleh sebab itu, seorang teller harus memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi, antara lain:

  • Teliti dalam memverifikasi dokumen identitas dan keaslian uang.
  • Cermat dalam mencocokkan data antara formulir manual dan sistem komputer.
  • Menghitung uang dengan seksama, baik saat menerima maupun menyerahkan kepada nasabah.
  • Melakukan pengecekan ulang sebelum menyelesaikan setiap transaksi.

Ketelitian ini menjadi kunci sukses seorang teller dalam menghindari kesalahan yang dapat berujung pada sanksi disipliner atau kerugian materi.

Peluang Jenjang Karir Teller

Peluang Jenjang Karir Teller

Profesi teller sering kali menjadi gerbang awal bagi karir cemerlang di dunia perbankan. Meski dimulai dari posisi frontliner, dengan dedikasi dan performa yang baik, teller memiliki kesempatan besar untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa peluang karir yang bisa dicapai:

1. Teller Senior

Setelah mengumpulkan beberapa tahun pengalaman dan menunjukkan kinerja yang stabil, seorang teller dapat dipromosikan menjadi teller senior. Dalam posisi ini, tanggung jawabnya bertambah, antara lain:

  • Membimbing teller baru dalam memahami prosedur dan standar pelayanan.
  • Mengawasi proses transaksi harian agar sesuai dengan kebijakan bank.
  • Menjadi penghubung antara teller biasa dengan supervisor atau kepala operasional.
  • Membantu dalam proses penyelesaian transaksi yang lebih rumit atau bermasalah.

Teller senior juga biasanya diberikan target kualitas pelayanan dan menjadi role model bagi tim teller lainnya.

2. Customer Service Officer (CSO)

Bagi teller yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan memahami produk perbankan secara menyeluruh, ada peluang untuk berpindah jalur menjadi Customer Service Officer (CSO). Tugas CSO lebih berfokus pada pelayanan informasi dan penjualan produk bank, seperti:

  • Membantu nasabah membuka rekening baru.
  • Menjelaskan produk tabungan, deposito, kredit, dan investasi.
  • Menangani komplain atau kendala layanan yang dihadapi nasabah.
  • Melakukan cross selling produk-produk bank.

Posisi ini membuka peluang lebih besar untuk naik ke jenjang relationship officer atau marketing, yang umumnya menawarkan insentif tambahan dari hasil penjualan produk.

3. Supervisor Operasional

Dengan pengalaman lebih lanjut, teller dapat naik menjadi Supervisor Operasional, di mana peran ini lebih strategis dan mencakup pengawasan menyeluruh terhadap aktivitas cabang, antara lain:

  • Mengawasi jalannya transaksi keuangan harian.
  • Memastikan semua SOP (Standard Operating Procedure) dipatuhi oleh teller, CSO, dan staf frontliner lainnya.
  • Melakukan pengecekan kas akhir hari serta menyiapkan laporan kepada manajemen.
  • Memberikan pelatihan dan evaluasi kinerja tim operasional.

Supervisor Operasional menjadi tulang punggung dalam memastikan semua proses cabang berjalan lancar dan efisien.

4. Manajer Cabang

Karir seorang teller yang terus berkembang bahkan bisa mencapai posisi puncak di tingkat cabang, yaitu sebagai Manajer Cabang. Jabatan ini memegang tanggung jawab yang jauh lebih luas, di antaranya:

  • Memimpin seluruh tim di cabang, termasuk teller, CSO, marketing, dan back office.

  • Bertanggung jawab terhadap target bisnis cabang, baik dari sisi penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.

  • Menjaga hubungan baik dengan nasabah prioritas dan pelaku bisnis di wilayah cabangnya.

  • Melakukan analisis pasar dan menyusun strategi pertumbuhan cabang.

Tidak sedikit manajer cabang bank besar yang memulai karirnya sebagai teller, membuktikan bahwa jalur karir ini sangat terbuka lebar bagi mereka yang mau bekerja keras dan terus belajar.

Info Gaji Teller Di Indonesia

Berikut adalah tabel gaji teller berdasarkan pengalaman dan jenis bank di Indonesia:

Tingkatan PengalamanBank Konvensional (Rp)Bank Syariah (Rp)Bank Asing (Rp)
Fresh Graduate3.000.000 – 4.500.0003.000.000 – 4.000.0004.000.000 – 5.500.000
1-3 Tahun4.000.000 – 5.500.0003.500.000 – 5.000.0005.000.000 – 6.500.000
3-5 Tahun5.000.000 – 6.500.0004.500.000 – 6.000.0006.000.000 – 8.000.000
>5 Tahun (Senior)6.500.000 – 8.000.0005.500.000 – 7.000.0007.000.000 – 9.500.000

Kualifikasi Untuk Menjadi Teller

Kualifikasi Untuk Menjadi Teller

Posisi teller di bank bukan hanya sekadar pekerjaan administrasi, melainkan juga garda terdepan yang mewakili citra institusi perbankan di mata masyarakat. Oleh karena itu, bank menetapkan sejumlah kualifikasi khusus bagi calon teller, baik dari segi pendidikan, penampilan, maupun usia. Berikut uraian lengkapnya:

1. Latar Belakang Pendidikan

Lulusan dengan pendidikan yang relevan sangat diutamakan untuk mengisi posisi teller. Umumnya, persyaratan pendidikan yang diminta meliputi:

  • Minimal lulusan D3 (Diploma 3) atau Sarjana (S1).
  • Jurusan yang paling sering dicari adalah Ekonomi, Akuntansi, Manajemen, dan Administrasi Bisnis.
  • Beberapa bank juga membuka kesempatan bagi lulusan dari jurusan lain, seperti Perbankan, Komunikasi, dan Teknik Informatika, asalkan memiliki kemampuan dasar yang dibutuhkan di dunia perbankan.
  • IPK minimal biasanya ditetapkan, misalnya 2,75 untuk D3 dan 3,00 untuk S1, tergantung kebijakan masing-masing bank.
  • Memiliki pengetahuan dasar tentang sistem keuangan dan perbankan menjadi nilai tambah dalam proses seleksi.

Bank mencari kandidat yang tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga kemampuan logika angka yang baik, pemahaman transaksi keuangan, dan kemauan belajar prosedur perbankan yang kompleks.

2. Kriteria Fisik Dan Penampilan

Karena teller berperan sebagai frontliner yang berinteraksi langsung dengan nasabah, penampilan yang profesional menjadi hal yang wajib dipenuhi. Kriteria umum yang biasanya diterapkan bank adalah:

  • Berpenampilan rapi, bersih, dan menarik.
  • Tinggi badan proporsional, misalnya:
    • Pria minimal 165 cm.
    • Wanita minimal 155 cm.
      (Angka ini bisa berbeda-beda tergantung bank yang membuka lowongan).
  • Memiliki senyum ramah dan sikap pelayanan yang baik.
  • Tidak memiliki tato atau tindik yang mencolok yang bisa mengurangi kesan profesional.
  • Bagi wanita, biasanya diharapkan bisa menggunakan busana formal sesuai standar perusahaan (seperti blazer, rok span, atau celana bahan).
  • Sikap tubuh yang tegap, gestur yang sopan, dan tata bicara yang jelas dan santun.

Aspek fisik ini penting karena teller menjadi wajah bank yang pertama kali dilihat dan dinilai oleh nasabah.

3. Usia

Bank biasanya menerapkan batasan usia untuk posisi teller, mengingat pekerjaan ini menuntut energi tinggi, ketelitian, dan kemampuan belajar yang cepat. Umumnya, persyaratan usia adalah:

  • Usia pelamar minimal 20 tahun dan maksimal 27 tahun saat pertama kali melamar.
  • Beberapa bank, terutama bank pemerintah atau bank swasta besar, bisa memberikan kelonggaran usia hingga 28-30 tahun, tergantung kebutuhan.
  • Untuk program Officer Development Program (ODP) atau Management Trainee (MT) yang juga membuka jalur teller, usia maksimal bisa mencapai 25-26 tahun untuk lulusan baru.

Usia ini mencerminkan harapan bank bahwa teller bisa tumbuh dan berkembang di dalam perusahaan selama beberapa tahun ke depan, sebelum naik ke jenjang karir yang lebih tinggi.

4. Catatan Tambahan

Selain tiga kualifikasi utama di atas, biasanya bank juga menambahkan persyaratan tambahan seperti:

  • Tidak buta warna (karena teller harus bisa membedakan jenis uang).
  • Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan sehat.
  • Tidak pernah terlibat kasus hukum atau pelanggaran disiplin.
  • Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah operasional bank.

Tantangan Profesi Teller

Tantangan Profesi Teller

Menjadi teller di bank memang tampak menarik karena berhubungan langsung dengan dunia keuangan dan pelayanan nasabah. Namun, di balik tugas sehari-harinya, profesi ini juga penuh tantangan yang harus dihadapi dengan sikap profesional dan keterampilan yang mumpuni. Berikut beberapa tantangan utama yang sering dialami oleh para teller:

1. Tekanan Target

Walaupun tugas pokok teller adalah memproses transaksi keuangan, faktanya banyak bank yang juga membebankan target penjualan kepada para teller. Tantangan ini meliputi:

  • Menawarkan produk bank seperti tabungan, deposito, kartu kredit, hingga produk asuransi kepada nasabah yang melakukan transaksi.
  • Harus mampu mempersuasi nasabah agar tertarik menggunakan layanan tambahan bank tanpa terkesan memaksa.
  • Dalam periode tertentu, teller juga dituntut untuk mencapai target jumlah transaksi atau target penjualan produk yang telah ditentukan oleh manajemen.
  • Jika target tidak tercapai, bisa berpengaruh pada penilaian kinerja bahkan insentif yang diterima.

Tekanan target ini menuntut teller untuk tidak hanya mahir dalam administrasi, tetapi juga memiliki kemampuan sales yang baik.

2. Risiko Kekeliruan Transaksi

Tugas teller yang berkaitan dengan uang tunai menuntut ketelitian tinggi. Kesalahan sekecil apapun bisa berdampak besar, seperti:

  • Selisih kas akibat salah hitung uang, baik kekurangan maupun kelebihan, yang dapat mempengaruhi laporan keuangan harian.
  • Kekeliruan dalam memasukkan data transaksi bisa menyebabkan dana nasabah tersalurkan ke rekening yang salah.
  • Risiko terkena sanksi atau ganti rugi jika kekeliruan disebabkan oleh kelalaian teller.
  • Kesalahan berulang juga dapat mencoreng reputasi teller di mata atasan dan rekan kerja.

Oleh karena itu, profesi teller menuntut tingkat konsentrasi tinggi setiap saat, terutama di jam-jam sibuk ketika antrean panjang.

3. Menghadapi Nasabah Beragam Karakter

Sebagai garda terdepan, teller harus melayani semua jenis nasabah, yang tentu memiliki karakter dan sikap yang berbeda-beda. Tantangan yang sering muncul antara lain:

  • Menghadapi nasabah yang marah, kecewa, atau tidak sabar, terutama jika antrean panjang atau ada kendala sistem.
  • Menangani komplain terkait transaksi yang salah, saldo tidak sesuai, atau layanan yang dianggap kurang memuaskan.
  • Menjaga emosi agar tetap ramah, sopan, dan profesional dalam situasi yang menekan.
  • Harus mampu memberikan penjelasan yang mudah dipahami agar nasabah merasa tenang dan percaya pada bank.
  • Tidak jarang teller juga harus menghadapi nasabah yang tidak kooperatif atau yang menanyakan hal di luar kewenangannya.

Kemampuan manajemen emosi dan komunikasi efektif menjadi sangat penting untuk bisa menghadapi tantangan ini dengan baik.

Tips Sukses Menjadi Teller

Tips Sukses Menjadi Teller

Menjadi teller yang sukses tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis, tetapi juga pada bagaimana seseorang mengasah keterampilan dan sikap profesionalnya setiap hari. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan oleh para teller agar mampu menjalankan tugas dengan optimal dan membuka peluang karir lebih luas:

1. Tingkatkan Ketelitian

Sebagai teller, ketelitian adalah kunci utama. Kesalahan kecil dalam menghitung atau memasukkan data bisa berakibat fatal. Untuk itu:

  • Rajin berlatih berhitung cepat dan akurat, baik menggunakan kalkulator maupun manual.
  • Cek dan ricek setiap transaksi sebelum menyerahkan uang kepada nasabah.
  • Biasakan untuk selalu memverifikasi dokumen dengan teliti, seperti KTP, buku tabungan, atau nomor rekening.
  • Buatlah daftar checklist pribadi agar tidak melewatkan langkah penting dalam proses transaksi.
  • Jaga fokus, terutama saat jam sibuk atau dalam kondisi lelah, untuk menghindari selisih kas.

Semakin tinggi ketelitian, semakin kecil risiko kesalahan, dan reputasi sebagai teller pun akan meningkat.

2. Asah Soft Skill

Teller bukan sekadar petugas kasir, tapi juga frontliner yang mewakili citra bank di mata nasabah. Maka dari itu, soft skill harus terus diasah:

  • Komunikasi yang sopan, jelas, dan ramah sangat penting untuk membuat nasabah merasa dihargai.
  • Tingkatkan kesabaran dalam menghadapi berbagai karakter nasabah, terutama saat terjadi antrean panjang atau komplain.
  • Belajar mendengarkan dengan baik, agar bisa memahami kebutuhan nasabah sebelum memberikan solusi.
  • Jaga selalu penampilan yang rapi dan profesional, karena teller adalah representasi langsung dari institusi keuangan.
  • Asah kemampuan negosiasi dan persuasi, terutama jika ada target penjualan produk bank yang harus dicapai.

Dengan soft skill yang kuat, teller akan lebih mudah membangun hubungan baik dengan nasabah dan menciptakan pengalaman layanan yang positif.

3. Ikuti Pelatihan Berkala

Bank biasanya menyediakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Teller yang ingin sukses harus memanfaatkan kesempatan ini:

  • Ikut serta dalam pelatihan transaksi keuangan, pengenalan produk baru, dan penggunaan sistem perbankan terbaru.
  • Manfaatkan workshop atau seminar yang mengasah skill komunikasi, layanan pelanggan, dan manajemen stres.
  • Jangan ragu untuk belajar mandiri lewat buku, video, atau kursus online tentang dunia perbankan dan pelayanan.
  • Bersedia menerima masukan dari atasan untuk memperbaiki kinerja.
  • Semakin banyak ilmu yang dikuasai, peluang untuk naik jabatan ke posisi teller senior, customer service, atau supervisor akan lebih terbuka.

Belajar secara berkelanjutan akan membuat teller tidak hanya mampu mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks.

Profesi teller adalah salah satu pilar penting dalam operasional bank. Dibutuhkan ketelitian tinggi, keterampilan komunikasi, serta kemampuan menghadapi tekanan. Karir teller memiliki jenjang yang jelas dan menjanjikan, dengan gaji yang kompetitif dan tunjangan menarik. Jika Anda berminat memasuki dunia perbankan, menjadi teller bisa menjadi langkah awal yang sangat baik untuk membangun karir yang panjang dan sukses.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan